Hai, Apa kabar?

Hai, kamu yang disana. Apakah kamu bahagia dengan keadaanmu sekarang? Apakah hidupmu menjadi lebih baik tanpa aku di dalamnya?

Ini bulan Januari. Bulan dimana kita awal kenal tahun lalu. Rasanya masih begitu segar diingatan semuanya tentang kamu. Kamu yang awalnya hanya orang asing, lambat laun menjadi seseorang yang berarti untuk ku.

Aku yang saat itu tengah mengalami patah hati terhebat ku karena kisah ku yang harus berakhir setelah bertahun-tahun lamanya ku rajut dengan orang dari masa lalu ku, aku yang begitu putus asa, aku yang begitu tidak bersemangat lagi… Lalu kemudian kamu datang.

Kamu menjelma sebagai sosok yang luar biasa untuk ku. Membuat ku kembali percaya diri. Membuat ku kembali hidup. Membuatku kembali percaya bahwa cinta dan kasih sayang akan selalu membuat semuanya menjadi lebih baik.

Pun meskipun pada akhirnya kamu juga berakhir sebagai sosok yang kembali mematahkan ku pada akhir Desember lalu, percayalah bahwa ketika aku menulis ini saat ini dan detik ini, tidak berkurang sama sekali rasa sayang ku kepada mu.

Mungkin rasa sayang itu bukan seperti rasa sayang terhadap pasangan, tapi lebih kepada rasa sayang terhadap seseorang yang pernah membenahi luka ku. Seperti… Aku tidak peduli seberapa banyak dan sesering apa kamu membuat ku marah dan kecewa, dan rasa sayang itu tetap ada untuk kamu.

Karena bagi ku, tetap menyayangi mu meskipun kisah kita telah berakhir dan tetap mendoakan mu yang terbaik adalah salah satu bentuk cara ku mendewasakan diri ku. Karena perpisahan tidak melulu tentang dendam. Tidak melulu tentang tidak saling tegur sapa. Tidak melulu tentang lomba siapa duluan yang bisa move on dan lebih bahagia.

Tidak sayang, tidak seperti itu. Meskipun sekarang aku tidak tahu bagaimana kabar mu, bagaimana hari-hari mu, pun aku juga tidak tahu kabar Shiro (Kucing kita), aku akan tetap mendoakan kebaikan-kebaikan selalu menghampiri hidup mu.

Dan bila suatu saat nanti kamu temukan tulisan ini, aku hanya ingin kamu tahu… bahwa setelah semuanya, setelah semua pertengkaran kita, setelah semua adu-diam kita, setelah semua kemarahan kita, setelah semua ego yang mengendalikan kita… percayalah aku akan tetap menganggap mu sebagai orang baik. Orang baik yang kembali memupuk kepercayaan diri ku setelah di luluh lantahkan oleh masa lalu ku.

Terimakasih, ya, untuk satu tahun penuh suka citanya. Senang bisa bersinggungan digaris takdir bersama mu.

Ps; foto diatas aku ambil tepat setelah aku turun dari motor kamu. Waktu itu hujan mengguyur kota ku dari pagi-pagi buta, makanya aku bawa payung ☂️ dan sepatu pantofel guna menghindari genangan air hujan.

Tinggalkan komentar