(GS/Chapter) Nothing’s Over Than You~ 11

Title : Nothing’s Over Than You

Author : Choi Ryeosomnia

( phiphohBie )

Chapter 11

Rate : T

Cast :

Kim Ryeowook, Lee Donghae, Lee Hyukjae, Kim Jong Woon aka Yesung, Cho Kyuhyun, Choi Siwon, Lee Sungmin, Kim Kibum And other person

Pair :

Haewook, Yewook, Kyuwook, SiWook slight EunHae, Kyumin and other

Summary :

Sebuah cerita cinta yang membingungkan

Membuat semua merasa tersakiti, merasakan ketidak adilan terhadap hidup ini

Sebuah persahabatan yang terselubungi oleh cinta sebelah pihak

Dan sebuah kisah cinta yang sudah ditakdirkan oleh Tuhan

.

.

.

“ Apa yang terjadi dengan tanganmu? ” bertanya panik sembari mengecek luka yang diperban ditangan Eunhyuk.

“ Ah~ ini semalam aku tak sengaja terkena pecahan kaca ”

“ Benarkah? Semalam kau kerumahku masih baik-baik saja ”

“ Aku terkena setelah  pulang dari rumahmu ”

Bibir Donghae membentuk sebuah huruf ‘O. “ Tsk, tapi lain kali kau juga harus hati-hati tahu. Jangan ceroboh begitu ”

Hati Eunhyuk terasa begitu hangat saat ucapan yang baru saja keluar dari mulut Donghae. Meskipun itu hanyalah sebuah nasehat dari Donghae yang menganggapnya seorang sahabat, tapi…setidaknya Donghae mengkhawatirkannya, bukan?

Eunhyuk hampir saja meneteskan air mata kebahagiaan, jika saja ia tak ingat apa tujuan  awalnya ia kesini. “ Nae~ aku tak akan ceroboh lagi. Oh, iya~ berhubungan dengan acara pemilihan calon kandidat-kandidat Osis yang baru mungkin akan lebih baik kita laksanakan setelah lomba dance yang kau ikuti itu. Aku dan yang lainnya tak mungkin melakukan pemilihan tanpa adanya sang Ketua Umum Osis yang bertanggung jawab ini, bukan? ” mata Eunhyuk mengerling lucu menggoda namja itu.

Donghae terkikik. “ Yah~ ku rasa aku setuju denganmu. Kau dan para Osis yang lainnya harus menungguku sampai aku pulang membawa piala juara lomba dance itu ” ia menyahuti gurauan Eunhyuk tak kalah lucu. Akhirnya keduanya saling terkekeh. Tak menyadari bahwa disana masih ada Ryeowook yang memandang sendu kedekatan mereka.

Tidak! Ia selama ini tak cemburu dengan kedekatan mereka. Bahkan Ryeowook tak ambil pusing hal-hal kecil seperti ini. Ia tak pernah mempermasalahkan hal-hal yang seperti ini. Tapi..kenapa sekarang rasanya begitu sesak? Apa kenyataan yang ia ketahui benar-benar membuatnya merasa ketakutan akan kehilangan sosok Donghae?

Perasaan apa ini? Kenapa rasanya sakit sekali. Ia merasa diacuhkan oleh Donghae, padahal sebelum-sebelumnya Ryeowook tak pernah berifikiran seperti itu. Dan lagi.. sekarang Ryeowook menunduk. Ia berfikir—

—Apa mungkin ini yang telah dirasakan Eunhyuk Sunbae selama ini? Perasaan diabaikan saat aku dan Donghae Oppa bercanda sendiri dengan duniaku dengan Donghae Oppa? Mungkinkah sakit yang selama ini Eunhyuk Sunbae rasakan lebih dalam dari perasaan cemburu yang saat ini ada dihatiku? Dan..henry? kenapa rasanya ucapan Henry begitu benar saat ini? Jadi, selama ini aku hanya peduli akan perasaanku?

Hati Ryeowook menjerit pilu kala ucapan-ucapan Henry terngiang-ngiang memenuhi otaknya. ia benar-benar sudah tak bisa lagi menyangkal ucapan Henry jika begini. Yah~ kau Egois Ryeowook-ah. Kau menyakiti Eunhyuk Sunbae!

Tidak tidak tidak!! Selama ini ia tak tahu bahwa Eunhyuk Sunbae menyukai kekasihnya, jadi wajarkah jika aku disalahkan?

Perang batin terjadi pada Ryeowook saat ini.

Ia mendongak untuk melihat kedua orang itu yang masih berbincang-bincang halus. ia berusaha sekuat tenaga untuk tak menangis disini saat itu juga. Tapi..rasanya ia sudah tak sanggup. Ia tak sanggup lebih lama lagi menatap mata kucing yeoja kurus diambang pintu sana yang terlihat memancarkan guratan kasih sayang saat menatap Donghae Oppa, tapi jika kau perhatikan mata itu dengan lebih seksama lagi, maka kau akan melihat mata kucing itu yang berkilat sedih mendominasi tatapannya.

Ryeowook kembali menunduk. Jadi benar? Benar selama ini bahwa Eunhyuk Sunbae banyak menderita karenanya? Karena keegoisannya yang merebut Donghae?

Demi Tuhan. Ryeowook ingin sekali berteriak memberontak dari segala pikiran-pikirannya yang semakin membuatnya tak bisa membedakan mana salah dan mana buruk. Ia sudah tak bisa lagi mencerna ini semua. Rasa optimis yang tadi sudah berhasil ia bangun dihadapa Henry kini seolah hancur seketika saat menatap mata kucing yang teramat terluka itu.

Ia tahu, dan sangat jelas tahu bagaimana perasaan seseorang yang cintanya tak berbalas. Ia pernah mengalaminya. Bersama namja itu, namja yang pertama kali membuatnya jatuh cinta, juga namja yang mengajarinya arti sakitnya patah hati.

Berusaha untuk tetap tenang, Ryeowook akhirnya menarik nafasnya panjang dan mengeluarkannya secara perlahan. Ia ubah mimik wajahnya seceria seperti biasanya. Yah, ia harus bisa menyembunyikan ini semua. Ia harus bisa lebih hebat dari Eunhyuk Sunbae. Ini hanyalah hal kecil Ryeowook-ah, kau pasti bisa mengatasinya. Jangan kalah dengan Eunhyuk Sunbae yang selalu bisa mengontrol emosinya ketika melihatmu dengan Donghae Oppa.

Ryeowook kembali memperhatikan interaksi kedua sahabat itu. Ia lihat Eunhyuk sudah berjalan pergi, sedangkan Donghae kini mendekatinya seraya tersenyum padanya. “ Maaf, ada hal yang penting tadi ” kata Donghae yang hanya dibalas anggukan oleh Ryeowook.

.

.

Love is when you have 100 reasons to leave someone, but you still look for 1 reason to fight for them ^^

[[ Choi Ryeosomnia ]]

.

.

.

Henry mengetuk-ngetukkan jarinya dimeja dengan gelisah. Matanya sedari tadi melihat kebelakang dimana bangku yang ia lirik adalah bangku milik yeoja mungil itu. Ia merasa begitu penasaran dengan yeoja bernama Kim Ryeowook itu. Yah..kejadian tadi saat jam istirahat membuatnya semakin ingin tahu segala hal yang melekat pada diri seorang Kim Ryeowook.

Sedangkan Taemin hanya menyeringai sekilas ketika secara tak sengaja ia melihat Henry yang tengah menggigit bibir bawahnya seperti seorang yang menahan kesakitan. Taemin mendengar semua hal yang telah terjadi. Ia sendiri pun juga memiliki rasa kagum tersendiri pada Ryeowook, rasa kagum yang entah sejak kapan telah ia miliki untuk yeoja bertubuh mungil itu. Tapi yang ia tahu, dirinya begitu bahagia ketika bisa menjadi sahabat seorang Ryeowook.

Dan seseorang yang menjadi objek pemikiran dua orang didepan sana justru telah memfokuskan matanya pada buku-buku yang ada dimejanya. Ia sepertinya tak mengambil pusing tentang apa yang telah ia ucapkan atau yang ia ketahui tadi. Tapi, siapa sangka…bahwa dibalik wajah itu dirinya mati-matian menyembunyikan semuanya.

“ Kyu~ ”

“ Hm? ”

Ryeowook menggeleng. “ Aniyaa~ ”

Kyuhyun semakin dibuat tak mengerti dengan yeoja disampingnya ini. “ Kalau kau ada masalah kau bisa cerita, tak perlu sungkan ”

Ryeowook kembali menggeleng, lalu memandang Kyuhyun sembari menampilkan deretan gigi putihnya. Kyuhyun hanya mendengus menahan tawa, dan kembali mengerjakan soal-soal yang sudah diberikan oleh Seonsaengnim didepan sana.

.

.

.

Dan disinilah dia saat ini. Disebuah toko boneka yang penuh dengan berbagai macam boneka mulai dari yang kecil, sedang, hingga yang paling besar semua tertata apik dan rapih. Ryeowook berkeliling toko itu, mencari-cari boneka kelinci berwarna pink yang berukuran besar. Ia memutuskan untuk membelikan Sungmin penggantinya. Rasanya benar-benar tak enak saat harus bermusuhan dengan seseorang yang berdekatan denganmu, bukan?

Dan untuk sejenak, ia berusaha melupakan segala masalahnya yang membuat kepalanya pening dan pusing. Nanti, ia akan mencoba memikirkannya. Untuk saat ini, ia harus menyelesaikan konfliknya dengan Sungmin. Dan ah.. Ryeowook pergi sendirian ke toko boneka ini, ia bahkan pergi tanpa ijin pada Eunhyuk yang notabenenya adalah ketua anggota dance. Ughh~ bersiap-siaplah mendapatkan hukuman Kim Ryeowook.

Mata karamel itu berbinar saat retina matanya menangkap sesosok atau mungkin bisa dibilang sebuah boneka besar. Yah..teramat besar. “ Umh~ bonekanya lucu, aku mau ini~ ” komentarnya kecil sembari memanyunkan bibirnya. Ia mengambil boneka besar Jerapah coklat itu lalu memeluknya erat. Pipinya menggembung sebelah, menambah kesan imut bagi pelajar SMA ini.

“ Tapi…uang ku belum cukup untuk membelimu ” sesalnya. Hah~ ia menghela nafas berat dan kembali meletakkan boneka itu pada tempat asalnya.

Ryeowook kembali berjalan pelan, tapi matanya masih saja mengarah pada boneka Jerapah itu. Hingga ia tak sadar bahwa kini ia melangkah kedepan tetapi kepalanya menghadap kebelakang. Uhh~ matanya bahkan sudah memerah sangking inginnya pada boneka itu.

Bruukk~

“ Aww.. ”

Ryeowook terjungkang kebelakang dengan pantat lebih dulu menapaki lantai. Ia mengelus pantatnya yang sakit.

“ Heoh..Wookie~?? ”

“ He? ”

Ryeowook mendongak memandang seseorang yang baru saja memanggil namanya itu. Saat mata itu sudah melihat siapa yang telah bertabrakan dengannya, Ryeowook mengerucutkan bibirnya imut, bahkan namja yang secara tak sengaja menabraknya atau bisa dibilang ini juga kecerobohan Ryeowook tersenyum melihat wajah aneh Ryeowook. “ Kenapa Oppa menabrakku? ” kesalnya sembari menerima uluran tangan namja didepannya.

“ Heoh? Kenapa kau menyalahkan, Oppa? Kau sendiri tadi bagaimana? Kau bahkan tak melihat kedepan ” sangkal namja itu.

“ Issh~ Yesung Oppa menyebalkan ”

Tawa Yesung meledak saat Ryeowook mempout bibirnya kedepan. “ Nae~ Oppa memang menyebalkan, tapi Oppa menyayangimu, baby? ”

Perkataan Yesung barusan sukses membuat jantung Ryeowook berdetak lebih cepat. Ada rasa yang begitu menyenangkan saat kata ‘Oppa menyayangimu’ meluncur dari bibir tipis Yesung. Ada perasaan rindu yang begitu mendalam ia rasakan ketika ucapan yang sudah begitu lama ia nantikan itu akhirnya keluar lagi dari bibir Yesung.

“ Aku….juga menyayangimu, Oppa~ ”

Yesung mengacak rambut kecoklatan milik Ryeowook. “ Nah~ kau sedang mencari apa, huh? ”

“ Aku mencari boneka kelinci berwarna pink yang besar ”

Dahi Yesung mengkerut. Boneka kelinci? Bukankah Ryeowook adalah fans berat dari Jerapah? Sejak kapan yeoja yang ia cintai itu berubah menjadi pecinta kelinci?

“ Aku mau membelikannya untuk Sunbae ku, sebagai permintaan maaf ” katanya sungguh-sungguh.

Yesung tersenyum lembut. “ Kau melakukan kesalahan, hm? ”

Ryeowook mengangguk. “ Apa sudah minta maaf? ”

“ Dia bahkan tak tidur dikamar kita saat aku membuatnya marah, jadi aku tak bisa meminta maaf padanya, Oppa~ lagi pula aku takuuut dengannya ” adunya pada Yesung seperti seorang anak kecil yang melaporkan kejahatan temannya pada sang Appa.

“ Kenapa kau mesti takut? Kau kan berniat baik. Apa Oppa pernah mengajarimu untuk takut dalam melakukan hal yang baik, eoh? ”

Kepala mungil itu menggeleng tegas. “ Ani ” lalu menjawanya dengan mantab.

Yesung mengacak gemas rambut depan Ryeowook. “ Yang terpenting adalah ketika kamu menyebabkan masalah untuk seseorang, kau meminta maaf dengan baik pada orang itu ” nasehatnya pada Ryeowook.

Gadis itu tersenyum senang. Yesung Oppanya memang selalu bisa membuatnya kembali percaya diri.

Ryeowook menarik lengan Yesung untuk mengikutinya mencari boneka kelinci. “ Oppa~ menurut Oppa mana yang bagus? ”

Yesung tampak melihat-lihat sekilas lalu tak lama kemudian pilihannya jatuh pada sebuah boneka kelinci warna pink yang besar dengan pita cantik dilehernya. “ Waah~ selera Oppa ternyata bagus juga ” gadis itu mengambil boneka berukuran besar itu untuk dipeluknya.

Yesung hanya tertawa renyah lalu mengajak Ryeowook untuk menuju kasir. Saat mereka berjalan menuju kasir, Ryeowook mulai ingat bahwa ia belum menanyakan tujuan Yesung kemari. “ Eung~~ Oppa untuk apa kemari? ”

“ Hanya melihat-lihat saja ”

“ Jeongmal? ”

Yesung mengangguk. Ryeowook pun akhirnya hanya ikut mnegangguk juga, meskipun dalam hati ia masih belum percaya tapi sepertinya ia juga tak mau terlihat ikut campur urusan Yesung.

Mata Ryeowook membulat lucu saat melihat Yesung yang mengeluarkan dompetnya guna membayar boneka yang ia beli. Segera saja Ryeowook menyambar domper itu lalu memasukkan kembali ke kantong celana Yesung. “ Ah~ ini. Kembaliannya ambil saja ” dengan segera Ryeowook keluar dari toko boneka itu sembari menyeret Yesung setelah membayarnya.

“ Ya! kenapa kau tadi— ”

“ Oppa~ aku membelinya untuk permintaan maaf pada seseorang yang marah karena tindakanku, jadi biar aku saja yang membayarnya ” potongnya cepat.

Yesung menghela nafas berat. “ Hm~ kau sudah dewasa rupanya ” mengucapkan dengan senyum yang terukir dibibirnya. Meskipun ada rasa sakit dan tak rela saat mengucapkannya tapi Yesung berusaha sekuat tenaga untuk tersenyum.

“ Oppa! Antarkan aku ke Asrama, nae~? ” pintanya manja.

“ Kau berani membayar Oppa berapa, eh? ”

“ Ya! sejak kapan Oppa perhitungan begitu? ”

Yesung mengetuk-ngetukkan jari telunjuknya didagunya, membuat pose lucu yang sebenarnya ia pelajari dari yeoja didepannya itu. Ryeowook menggeram kesal saat menyadari bahwa Yesung sedang menirunya.

Gyut~

“ Aww!! Kau ini suka sekali mencubit Oppa sih? ”

“ Biar saja ”

Tanpa permisi Ryeowook membuka pintu mobil Yesung dan masuk kedalamnya. Ia bahkan tak memperhatikan Yesung yang tengah menggerutu kesal akan tingkahnya. “ Palli, Oppa! ” teriaknya dari dalam mobil. Yesung mendengus, tapi meskipun begitu ia pun akhirnya tersenyum pada gadis manjanya.

.

.

Manusia memang selalu begitu.

Kadang mereka bertengkar begitu hebat, namun disaat lain mereka begitu saling mencintai ^^

.

.

Namja itu sesekali menggerutu kesal lalu tersenyum saat beberapa yeoja melaluinya. Ia yang seharusnya berada diruang club dance kini justru tengah berdiri digerbang asrama yang menjadi perbatasan antara Sekolahnya dan Asrama itu. Ia bahkan sedari tadi mengutak-ngatik ponselnya tapi tetap saja seseorang yang diharapkannya tak kunjung juga membalas pesan ataupun mengangkat telponnya. Ugh~ rasanya ingin sekali menjitak kepala yeoja kecil itu nanti saat sudah ketemu.

Baru saja ia mengangkat kepalanya yang sedari tadi menunduk memainkan ponselnya, seseorang yang sudah sedari tadi ia tunggu kini sudah berada dihadapannya dengan gigi putih yang terlihat sempurna. Donghae memutar bola mata bosan. “ Kau kemana saja…dan apa itu? ”

Ryeowook mengangkat bungkusan besar yang bahkan hampir sama besar dengan badannya sambil tersenyum. “ Ini boneka untuk Sungmin Sunbae ”

Donghae mengangkat sebelah alisnya. “ Untuk apa kau membelikannya boneka? ”

Tak tega melihat Ryeowook yang kesusahan akhirnya Donghae mengambil alih boneka itu dan membawanya. “ Aku ingin meminta maaf padanya ”

“ Heoh? Meminta maaf? Kau membuat kesalahan, baby~? ”

Ryeowook menganggukkan kepalanya kecil. “ Ha-hanya kesalahan kecil. Dan..umh~ tak usah diperbesar. Hehe ” menjawabnya dengan gugup.

“ Ya sudah ” putus Donghae pada akhirnya.

.

.

.

.

“ Oppa, mianhae ”

“ Sudahlah~ ” Donghae mengelus pucuk kepala Ryeowook dengan sayang. “ Eunhyuk tak akan marah dalam jangka waktu yang lama. Percayalah~ besok pasti dia sudah baik lagi ”

“ Tapi..ini semua gara-gara aku. Gara-gara aku, Oppa jadi tak ikut club dance hari ini. Dan..dan lagi Oppa menyuruhnya untuk pulang sendiri. Kalau terjadi apa-apa padanya bagaimana? ” Ryeowook terus-terusan mengoceh sambil menundukkan kepalanya menyesal.

Donghae terkekeh kecil. Ugh~ yeojanya ini kenapa sih selalu saja begitu mudah merasa bersalah dan menyesal? Tsk~

“ Hei..hei~ dengarkan Oppa! ” ia menangkupkan wajah mungil Ryeowook.

“ Eunhyuk itu sudah besar. Ia bahkan seorang yeoja yang kuat. Ia pasti bisa melindungi dirinya sendiri ” jelasnya lagi. “ Berhentilah menangis, eum? ”

Ryeowook kembali mengangguk dan menyeka air matanya menggunakan punggung tangannya. Ia bahkan terlihat seperti anak kecil. Oh..God! ingatkan Donghae untuk tak menyerang yeoja itu sekarang juga.

“ Nah~ ini sudah jam 5 sore. Oppa harus pulang ”

“ Umm~ hati-hati dijalan ”

Cup~

Kali ini Ryeowook lebih dulu mengecup bibir Donghae.

.

.

[[ Choi Ryeosomnia ]]

.

.

Dibawah guyuran hujan yang deras. Disebuah taman yang tampak sepi karena memang sore ini sedang hujan, yeoja itu terduduk termenung sendiri. Menikmati titik-titik air yang turun membasahi bumi dengan deras beserta tubuhnya yang sudah basah kuyup. Ia mematung, tak bergerak sama sekali dan menutup matanya rapat.

Tidak!! Ia tak mati ataupun pingsan.

Yeoja itu hanya sedang berusaha mengenyahkan perasaan sesak yang memenuhi rongga dadanya. Berpikir bahwa duduk dibawah hujan dapat membuat hatinya kembali dingin dan baik-baik saja.

Tapi…itu hanyalah sebuah harapan. Bagaimanapun juga itu tak akan terjadi. Itu adalah hal yang mustahil.

Lee Hyukjae. Yeoja bertubuh kurus itu kini sudah membuka matanya. Tak akan ada yang tahu bahwa yeoja ini tengah menangis. Air hujan yang membasahi seluruh tubuhnya menjadi tameng dan topeng untuk menutupi air matanya. Ia menunduk, meremas dada kirinya yang berdenyut sakit.

Yah..saat pulang dari club dance ia menghampiri Donghae yang memang sedari tadi menunggu yeojanya digerbang Asrama, ia mengajak Donghae untuk pulang. Tapi yang ia dapat adalah sebuah pemandangan romantis yang begitu menyakitkan. Donghae bahkan menyuruhnya pulang lebih dahulu tanpa memikirkan perasaannya.

Eunhyuk tertawa miris mengingat kejadian beberapa jam yang lalu. “ Kau memang tak pernah mau tahu tentangku ya? ” ia bermonolog sendiri.

Ketika ia sibuk dengan pikirannya sendiri. Ia mulai menyadari bahwa sekarang tubuhnya sudah tak basah lagi. Ia merasa bahwa seseorang telah memayunginya. Dengan perlahan ia mengangkat kepalanya. Dan hal pertama yang ia lihat adalah sebuah senyuman dengan dimple smile yang menghiasi pipinya.

“ Kau seperti anak kecil saja. Bermain hujan-hujanan disore hari ” kata namja atletis itu.

“ Dan entah kenapa aku merasa akhir-akhir ini kau selalu muncul tiba-tiba disekelilingku ” Eunhyuk membalas perkataan Siwon yang sepertinya menyindirinya.

Siwon tertawah. “ Ayo, masuklah ke mobilku. Kau bisa menangis didalam ”

Eunhyuk menautkan kedua alisnya. “ Kau mengejekku ya? ” kesalnya.

“ Ahaha~ tidak. Sudahlah, ayo~ ”

Mau tak mau akhirnya Eunhyuk pun mengikuti langkah Siwon yang berjalan disampingnya sambil membawa payung yang melindugi tubuhnya dari guyuran air hujan. Eunhyuk seperti mendapatkan sebuah perhatian dari namja disampingnya ini. Seulas senyum mengembang dibibirnya. Meskipun bukan Donghae yang melakukan ini padanya, tapi setidaknya ada seseorang yang mau memperhatikannya dan melihatnya sebagai seorang yeoja.

Saat keduanya sudah masuk didalam mobil mewah itu, Siwon mulai melajukan mobilnya meninggalkan taman tersebut. Ia berniat membawa Eunhyuk untuk kerumahnya. Tidak mungkin kan ia mengantar Eunhyuk pulang dengan keadaan kacau seperti itu? Oh..ia masih waras.

Dan lagi…sepertinya Eunhyuk juga tak bertanya apapun pada Siwon.

“ Kenapa kau hujan-hujanan, begitu? ” Siwon mulai memecah keheningan.

Bibir kissable milik Eunhyuk terangkat keatas membentuk sebuah senyum kecil. “ Entahlah. Terkadang aku sangat suka bermain hujan, agar tak ada yang tahu aku menangis ” ia menjelaskan dengan tertawa kecil.

“ Ah~ ide mu bagus juga ternyata. Mungkin lain kali aku akan mencobanya ” timpal Siwon yang sepertinya mulai menanggapi ucapan Eunhyuk dengan candaan. Keduanya tertawa bersama. Entah apa yang mereka tertawakan karena sepertinya tak ada yang lucu.

“ Waah~ sepertinya kita harus sering-sering tertawa begini. Ini sangat menyenangkan, kau tahu? ”

Eunhyuk mengangguk setuju. “ Well. Kita memang harus sering-sering tertawa. Agar orang lain tak tahu apa yang sedang melanda kita ” usul Eunhyuk yang disetujui secara langsung oleh Siwon dengan anggukan kepala.

.

.

Senyum dan tertawa itu memanglah hanya satu gerakan kecil dari bibir kita.

Tapi..taukah kalian?? Bahwa sebuah gerakan kecil yang dinamakan senyum dan tertawa itu akan sangat berarti dihati kita..

[[ Choi Ryeosomnia ]]

.

.

Ryeowook kembali mendesah lelah. Malam ini Sungmin pun juga tak kunjung kembali ke kamar mereka. Ryeowook sungguh menyesal dengan kejadian beberapa waktu yang lalu. Tapi…ia benar-benar tak sengaja. Ingin sekali rasanya mengucapkan beribu maaf pada Sungmin, tapi ia juga tak tahu dikamar mana Sungmin mengungsi.

Ia berjalan mendekati ranjang Sungmin yang berada disampingnya dengan membawa boneka kelinci yang tadi ia beli. Ia meletakkannya disamping ranjang Sungmin. “ Kau harus bisa membuat Sungmin Sunbae memaafkan ku. Bantu, aku nae~ ” ia menggoyang-goyangkan telinga boneka kelinci itu gemas.

Saat ia akan beranjak dari ranjang bernuansa pink itu, mata karamelnya secara tak sengaja melihat sebuah buku…umh~ lebih tepatnya sebuah Diary. Rasa penasaran yang sudah sering sekali merasuk dalam dirinya kini muncul kembali.

“ Kim Ryeowook. kau tidak boleh seenaknya saja menyentuh barang orang lain ” ia menggeleng-gelengkan kepalanya ketika suara hatinya mengingatkannya.

Ryeowook berjalan cepat dan langsung naik ke ranjangnya lalu menutupi seluruh tubuhnya menggunakan selimut. Didalan selimut, suara-suara yang entah dari mana seperti membisikkan sesuatu yang menyuruhnya untuk membuka dan melihta isi Diary tersebut. Tapi…disisi lain, suara lainnya menyuruhnya untuk tak lancang membuka Diary itu.

Kepala mungilnya terlihat menggeleng-gelengkan kepalanya dari luar selimut. “ Tidak tidak tidak ” katanya pelan. Ryeowook menggeliat gelisah berulang kali. Ia benar-benar ingin tahu apa isi diary itu. Ia penasaran, tapi…ia juga tak mau jika Sungmin melihatnya ia akan semakin dibenci oleh Sungmin.

“ Membaca sedikit tak apa kan? ” Ryeowook duduk diranjangnya. Menghela nafas berkali-kali hingga akhirnya ia memantabkan tekadnya untuk mengintip sedikit tulisan di buku Diary itu.

Ia duduk diranjang Sungmin. Tangannya menggapai dengan hati-hati buku Diary tersebut. Sedikit gemetar saat ia akan membuka buku itu. Matanya sesekali bergerak-gerak gelisah.

Sret..

Lembaran pertama buku itu terbuka.

10 Agustus XXXX

Hari pertama Masa Orintasi Siswa baru. Aku sebagai salah satu Anggota Osis sudah jelas ikut serta dalam acara ini. Aku bertemu seseorang yang sangat tampan. Berambut ikal dengan bibir kissable nya serta wajah datar dan dingin yang sangat tampan.

Ryeowook mengerutkan keningnya. Ia berfikir, bukankah Masa Orientasi yang Sungmin Sunbae maksud adalah kemarin? Itu berarti seseorang yang Sungmin Sunbae maksud adalah salah satu murid kelas satu? Dan…siapa orang berambut ikal dengan wajah datar dan dingin?

Ia menggeleng-gelengkan kepalanya. Dan kini ia mulai membuka lembaran kedua. Di setiap lembaran itu, tak banyak kata dan tulisan yang Sungmin goreskan dikertas itu. Hanya beberapa, namun selalu membuat seorang Ryeowook penasaran.

Lembar-per lembar telah Ryeowook baca. Sebagian besar dari tulisan itu adalah menceritakan beberapa pengalaman Sungmin Sunbae selama mencoba mendekati ‘Namja’ yang sedari tadi tak juga disebut namanya. Ryeowook bahkan ikut tersenyum ketika membaca tulisan Sungmin yang merasa begitu malu ketika ditatapi oleh ‘Namja’ itu. Sebagian besar dari tulisan yang sudah Ryeowook baca adalah sebuah cerita yang sangat menyenangkan dan errr..bahagia.

Entah sudah lembar ke berapa yang telah Ryeowook baca, bahkan ia sendiri kini telah berbaring di ranjang Sungmin. Hingga tulisan di lembar per lembar tersebut sudah mulai berkurang akan intensitas kebahagiaannya. Ryeowook menyadari itu.

03 Oktober XXXX

Aku mengetahui itu. Seseorang yang aku sukai, yang aku cintai, yang aku inginkan..ternyata telah memiliki seseorang yang ia cintai. Sakit.. ingin sekali berteriak, tapi aku tak mampu.

Mata Ryeowook mulai mengembun ketika ia membaca sebaris kata tersebut. Ia merasakan sebuah Dejavu. Ia memutar memorynya dulu ketika ia menyukai Yesung, menyukai Yesung yang sudah mencintai gadis lain. Ryeowook dapat merasakan sesak yang Sungmin rasakan. Sakit yang menimpa Sungmin, bahkan kesedihan Sungmin saat dirinya mendapati kenyataan yang begitu menyakitkan.

05 Oktober XXXX

Kau menatapnya nanar. Matamu terlihat redup saat mendapati yeoja bertubuh mungil yang teramat kau cintai telah memeluk kekasihnya. Aku ingin memelukmu. Ingin mengurangi bebanmu. Tapi aku tahu, aku bahkan tak banyak membantumu. Ku putuskan untuk menangis diam-diam dibelakangmu.

Otak Ryeowook berfikir keras. Ia tak bisa berfikir saat ini. Ia tak tahu siapa yang dimaksud oleh Sungmin, siapa ‘yeoja’ yang dicintai oleh ‘namja’ yang Sungmin sukai. Banyak tanda tanya besar memenuhi otak Ryeowook.  tak mau mati penasaran, Ryeowook kembali membuka lembar per lembar itu kembali.

01 November XXXX

Aku melihatmu ditaman bersama dengan gadis itu. Kau tersenyum lembut memandangnya. Senyum yang bahkan tak pernah sekalipun kau berikan pada orang lain. Aku mengetahui bahwa kau teramat mencintainya. Caramu memandangnya, caramu berbicara padanya. Kau begitu memperhatikannya.

Kau mengelus pucuk kepala gadis beruntung itu dengan lembut.

Aku ingin meraih tangan itu, tapi aku tak bisa. Dan tak akan bisa.

Air mata itu mengalir deras kala Ryeowook membaca tulisan tersebut. Ia bahkan sudah tak sanggup lagi untuk meredam isakannya.

Dalam lembaran itu, terdapat sebuah foto. Ryeowook mencoba untuk membalik foto tersebut guna mengetahui apa yang ada di foto tersebut.

Mata Ryeowook melebar sempurna. I-ini… bukankah…

Bagaimana mungkin Ryeowook tak terkejut saat foto yang berada digambar itu adalah dirinya sendiri dan….

“ Jadi Kyuhyun? kau menyukai Cho Kyuhyun? ”

Suara Ryeowook berubah serak. Kepalanya terasa begitu pusing. Ia bingung harus berbuat apa. Ia menutup matanya. Ia masih ingat jelas akan tulisan-tulisan sebelumnya, ia juga mengingat ucapan Kyuhyun yang mengatakan bahwa Kyuhyun mencintai seorang gadis, tetapi Kyuhyun belum mengutarakan cintanya. Ryeowook tidak bodoh, ia tahu sekarang. Ia mengetahui semuanya dengan jelas.

Kenyataan apa lagi yang harus ia ketahui dalam seharian ini? Kenapa ia begitu jahat. Kenapa dirinya begitu mudah membuat orang lain menangis dan menderita. Kenapa? Kenapa? Kenapa?

Semua yang ada didalam otak Ryeowook hanyalah sebuah pertanyaan ‘kenapa’?

Ryeowook terisak semakin keras. Tangannya mengepal erat.

Kenyataan pertama yang harus ia ketahui adalah Eunhyuk yang menyukai Donghae. Ia sudah merasa seperti Iblis dengan membuat Eunhyuk tersiksa akan kehadirannya diantara ia dan Donghae. Lalu sekarang apa lagi?

Sungmin menyukai  Kyuhyun? dan terlebih hal paling mengejutkan selanjutnya adalah bahwa Kyuhyun menyukainya?

Benarkah?

Apa ini bukan mimpi?

“ Mianhae~, jeongmal mianhae ” lirihnya.

Ryeowook membaca lembar selanjutnya yang sepertinya adalah lembar yang terakhir ditulis oleh Sungmin.

07 November XXXX

Aku mendengarnya. Ketika ku berikan kau pilihan untuk memilih antara Bulan dan Matahari, kau selalu memilih Bulan dari pada Matahari. Karena kau merasa bahwa ‘yeoja’ itu mirip sekali dengan Bulan. Memberikanmu cahaya dimalam hari, membuatmu merasa tenang ketika melihat sinarnya. Lalu kau bertanya kembali padaku, dan aku menjawab bahwa aku memilih Matahari. Kau mengerutkan keningmu lucu, dan bertanya ‘Kenapa’?

Tapi aku tak menjawab. Aku hanya tersenyum melihatmu kebingungan.

Hm~ dan aku akan memberikan alasan itu disini.

Kau tahu? Menurutku Bulan itu serakah. Ia bersinar terang pada malam hari, tapi..pada siang hari pun terkadang ia masih saja muncul dilangit. Ia seperti tak memberi kesempatan pada Matahari untuk menguasai langit. Padahal kita semua tahu bahwa Bulan itu bersinar karena pantulan cahaya dari Matahari. Sedangkan Matahari? Ia tak akan pernah terlihat sama sekali ketika malam datang.

Ryeowook menggigit bibir bawahnya kuat hingga berdarah. Ia tertohok dengan tulisan tangan Sungmin itu. Sungmin benar. Ia seperti Bulan, merampas tempat Matahari, tak memberikan waktu pada Matahari untuk memperlihatkan keagungannya. Bulan bahkan seperti parasit yang merusak tatanan pergerakan Bumi. Bulan serakah? Yah, Ryeowook setuju dengan pendapat Sungmin.

Ryeowook menatap kosong. Pikirannya terasa begitu hampa. Ia sudah tak bisa berfikir apa-apa lagi. Air matanya tak mau berhenti. Ryeowook sakit, sesak, dan sesuatu dalam dadanya seperti akan meledak. Kenyataan yang sulit untuk ia terima. Ini jauh dari apa yang telah Ia pikirkan. Sangat jauh dan begitu melenceng.

Harapannya agar seluruh orang yang mengenalnya ikut bahagia ketika ia bahagia sepertinya benar-benar jauh dari rabaan dan angan-angan. Ryeowook mulai melanjutkan kembali paragraf selanjutnya.

Aku tidak tahu kapan perasaan ini bermula, ketika kepalaku mulai sibuk dengan pikiran-pikiran tentangmu.

Ketika aku menutup mataku dan memikirkanmu..bahkan tanpa sayap pun aku dapat terbang ke Surga~

Tapi ketika aku membuka mataku, aku sadar bahwa itu hanyalah ilusi.

Sesak, ingin sekali rasanya melepaskan segala perasaan membelenggu ini.

Aku benar-benar ingin melepasnya, tapi aku selalu tidak berhasil. Dan sekarang..aku mengerti!!

Cinta….. memang sesuatu yang sangat sulit untuk dihentikan ~

Buk.

Ryeowook menutup buku Diary itu kasar. Ia berjalan lemas dan gontai menuju ranjangnya sendiri. Dengan keadaan yang tengkurap, ia menenggelamkan wajahnya dibantal tersebut. Menangis sejadi-jadinya dengan meremas-remas selimutnya. Kenapa? Kenapa harus dia?

Apa salahnya? Hingga Tuhan memilihkan jalan yang begitu sulit untuknya? Belum cukupkah dulu ia dilukai oleh Yesung? Belum cukupkah Tuhan memberikan dirinya sebuah kenyataan pahit akan Eunhyuk? Dan sekarang…apa ini?

“ Hikz..Oppa~..hh.. ” panggilnya dengan masih tersenggal-senggal karena ia memang masih menangis. Ryeowook bahkan tak tahu siapa orang yang ia maksud ‘Oppa’. Yang ia butuhkan sekarang ini hanyalah sebuah dukungan semangat, memberikan dirinya kekuatan. Ia butuh saat ini. Sungguh, hatinya sedang tak baik-baik saja sekarang.

Rasa bersalah seolah memenuhi segala penjuru sisi hati yeoja mungil itu. Optimisme yang ia punya sudah hancur dan luntur begitu saja. Ia terisak semakin keras. Hatinya nyeri, sangat nyeri malah.

.

.

.

Ketika kamu mempercayai seseorang dan mengenal betul dia… kamu juga akhirnya akan belajar mengenai luka-lukanya ~

[[ Choi Ryeosomnia ]]

.

.

.

Sungmin memasuki kamarnya dan tentu saja kamar Ryeowook juga. Pertama kali ia menginjakkan kaki dikamar ini, ia mendapati seoran Kim Ryeowook yang tengah tertidur pulas dengan keadaan tengkurap. Sungmin menggeleng-gelengkan kepalanya melihat keadaan yeoja itu. Ck, bagaimana bisa yeoja itu tertidur dengan keadaan seperti itu?

Hei, kau hanya tak tahu Sungmin-ssi, bahwa yeoja itu baru saja mengalami pukulan kencang akan kenyataan yang berasal dari Diary mu itu. Bahkan ia mengalami sebuah hal yang membuatnya merasa kecewa karena Sahabatmu itu.

Sungmin melangkahkan kakinya pelan seolah tak mau membangunkan yeoja yang tengah tertidur pulas itu. Mata foxy nya membulat sempurna saat mendapati sebuah kelinci berwarna pink dengan ukuran besar di ranjangnya. Ia tahu siapa seseorang yang memberikan itu padanya. Yah, tentu saja itu pemberian Ryeowook. siapa lagi?

Sungmin mengambil sebuah kertas putih yang berada dibawah boneka itu. Ia membuka kertas itu perlahan. Matanya mulai membaca sebaris tulisan yang ada dikertas putih itu.

Perasaan marah dan sedih itu tidak akan selamanya begitu, karena ‘waktu’ selalu ada untuk menghapus luka.

Aku harap, besok pagi setelah Matahari bersinar terang, kau sudah memaafkan Tuan-ku yang nakal itu.

Jeongmal Mianhae~ maafkan Tuan-ku Sunbae~

From :

Bunny Pink ^_* Saranghae ❤

Bibir berbentuk ‘M’ itu membentuk sebuah bujur keatas yaitu sebuah senyuman.  Mata foxy-nya memandang boneka kelinci Pink yang mengaku bernama ‘Bunny Pink’ itu. Ia mengelus bulu-bulu halus boneka tersebut. Kini matanya beralih memandang gadis mungil yang masih setia tertidur pulas diranjang sebelahnya.

“ Aku tahu kau orang yang sangat baik. Aku bahkan tak punya alasan untuk membenci mu, Wookie-ah ” katanya pelan. “ Aku memaafkan mu ”

.

.

.

Aku mengerti mengapa mereka semua menyukaimu. Itu karena kau selalu menjadi dirimu sendiri dihadapan orang-orang.

Kau bahkan seperti mudah ditebak seperti bunga lili, tapi pada kenyataannya kau tak semudah itu. Kau begitu rumit untuk dipahami.

Tapi kau….memberitahukan pada mereka bahwa sesuatu yang rumit tak akan selamanya membuat mereka pusing ^^

[[ Choi Ryeosomnia ]]

.

.

.

Yeoja bertubuh kurus itu melambaikan tangannya pada seorang namja yang mulai melajukan mobilnya menjauh dari pekarangan rumahnya. Lee Hyukjae. Sunggu berterimakasih pada Siwon yang akhir-akhir ini selalu menemani dirinya dikala ia tengah down dan butuh perhatian. Meskipun untuk sejauh ini mereka masih tergolong teman biasa, tapi entah kenapa perlahan perasaan keras yang ada dihati Eunhyuk itu mulai mencair.

Perasaan akan takut yang hanya ia bagi pada Donghae, kini perlahan juga ia bagi pada namja bertubuh atletis itu.

Tidak! Aku tahu kalian pasti berfikir bahwa Eunhyuk telah jatuh cinta pada Siwon. Tapi kalian harus tahu bahwa Eunhyuk hanya menganggap Siwon seorang sahabat.

Kaki jenjangnya mulai melangkah masuk kedalam rumah mewahnya. Ia masih ingat, bahwa malam ini akana ada acara makan malam dengan keluarga Lee. Maksudnya keluarga besar Donghae. Well, mereka memiliki nama marga yang sama, jadi mungkin perlu penekanan.

“ Aigoo~ kau darimana saja, huh? Umma memasak sendirian tadi ”

Sang Umma langsung menceramahi Eunhyuk yang baru saja sampai didalam rumah mewah itu. Eunhyuk hanya memasang cengiran lebar miliknya. Ia mengangkat tangannya seolah menyerah pada pak Polisi.

“ Ck. Arra..arra!! sekarang cepatlah mandi. Sebentar lagi Donghae dan Umma nya pasti akan sampai ”

Eunhyuk langsung lari pontang-panting saat Umma nya mengatakan hal itu. Jinja.. ia belum menyiapkan gaun apa atau err..baju apa yang harus ia pakai nanti. Aissh~ ada apa denganmu Lee Hyukjae? Sejak kapan kau memperhatikan penampilanmu? Apa ini karena ada Donghae?

Eunhyuk membuka almari besar yang ada dikamarnya, memilih dan memilah baju, dress, gaun atau apapun itu. Sudah 30 menit ia berkutat dengan baju-baju yang menurutnya tak cocok sama sekali pada dirinya. Ia mendesah berat. Lelah? Tentu saja.

“ Berusaha menjadi cantik pun begitu susah..hah~ ”

Dengan lengkah lunglai Eunhyuk berjalan menuju kamar mandi yang tersedia di kamarnya itu. Bunyi kemericik air menandakan bahwa gadis kurus itu sudah mulai acara mandinya.

Tak perlu lama, hanya membutuhkan waktu 15 menit bagi Eunhyuk mandi. Saat ia baru saja akan memakai sebuah gaun sederhana yang ada di ranjangnya, matanya secara tak sengaja melihat sebuah dress cantik berwarna biru muda dengan pita besar dibalik pinggangnya.

Eunhyuk membolak-balik dress itu. Ia masih sadar bahwa ia tak pernah membeli ataupun memiliki gaun seperti ini. Tapi…. ah~ rasanya ia tahu siapa yang memberikan ini padanya. “ Umma~ ” katanya sambil tersenyum senang.

Eunhyuk berdiri didepan cermin besar itu. Mematut dirinya yang benar-benar tampak cantik. Ia menyisir rambut blonde khas itu dengan lembut. Senyum tak pernah lepas dari yeoja pemilik Gummy Smile itu. Merasa sudah rapih, Eunhyuk menambahkan sebuah jepitan kecil berbentuk bunga mawar yang ia jepitkan dirambut sebelah kiri. Cantik! Gadis itu sangat cantik.

Dengan langkah yang percaya diri, ia berjalan menuruni tangga rumahnya. Dari tempatnya ia berjalan, ia bisa melihat bahwa semua orang saat ini tengah menatapnya kagum. Umma dan Appanya memberikan isyarat pada dirinya untuk segera turun. Kepala kecil Eunhyuk mengagguk sekilas lalu melanjutkan jalannya menuju ruangan yang sudah siap untuk memulai acara makan malamnya.

Pipinya langsung merona hebat saat mata kucingnya bersibobrok pada manik mutiara hitam milik namja didepannya yang tengah memandangnya intens. Ia menundukkan kepalanya saat dirasa Donghae mengerling jahil padanya. “ Yeoppoh ” katanya ringan, membuat semburat merah hati dipipinya semakin terlihat.

Semua orang yang ada disana langsung tertawa pelan memandang wajah Eunhyuk yang memerah karena ucapan Donghae.

“ Aigoo~ uri Hyukkie benar-benar cantik nae~ ” Umma Donghae memuji setulus hati sambil memperhatikan wajah manis Eunhyuk.

“ Te-terimakasih Ahjumma ” jawabnya malu-malu.

Makan malam dirumah itu tampak sangat harmonis. Tak jarang Donghae menggoda Eunhyuk dengan mengatakan bahwa kali ini Eunhyuk benar-benar terlihat sebagai seorang yeoja. Itu sempat membuat Eunhyuk merasakan panas menjalar diwajahnya. Malu. Dia benar-benar malu. Tapi…perasaan bahagia lebih mendominasi.

.

.

.

Bisakah mulai sekarang kau menyukai ku?

Walaupun aku berbeda dengannya, bisakah kau tetap menyukai ku?

.

.

.

Donghae berjalan beriringan sembari menggenggam jemari kurus yeoja disampingnya. Malan yang indah bagi yeoja blonde itu.

Eunhyuk. Sesekali ia memendangi wajah tampan Donghae yang hari ini menggunakan kemeja putih bergaris dengan lengan yang sudah ditekuk sampai siku. Tampan.

Mereka berdua memutuskan untuk berjalan-jalan bersama dihalaman belakang rumah Eunhyuk. Banyak bunga-bunga indah yang bermekaran disana. Tanahnya pun sudah beralaskan rumput indah yang selalu tertata apik karena memang sengaja dirawat oleh keluarga Eunhyuk.

Hangat. Tangan Donghae terasa begitu hangat menyelimuti jemarinya. Bolehkan ia bahagia saat ini? Meskipun Donghae hanya mengaggapnya sahabat, tapi bolehkan untuk malam ini saja Eunhyuk berharap bahwa Donghae dapat dimilikinya?

Mereka duduk disalah satu ayunan. Duduk berdampingan dan memandang keatas langit yang dipenuhi bintang yang bersinar terang.

“ Kau benar-benar cantik ”

“ Kau sudah mengatakannya berulang kali, Hae ”

Donghae tertawa renyah. “ Aku benar-benar tak menyangka bahwa kau bisa menjadi yeoja juga ”

Eunhyuk mengerucutkan bibirnya kedepan. Hal yang teramat langkah sekali ya jika seorang Lee Hyukjae mempout bibirnya dengan imut seperti itu.

Donghae menarik bibir yang mempout lucu itu sedikit keras yang menghasilkan sebuah ringisan kesal dari Eunhyuk. “ Sekarang kau pun mencoba membuat tingkah Aegyo di depanku ”

Seketika Eunhyuk mencoba bersikap seperti biasanya. Ah~ ia baru sadar bahwa sepertinya sikapnya tadi benar-benar bukan dirinya. “ Kau sih yang seenaknya saja menghinaku. Tsk~ meskipun aku terkenal tomboy bukan berari aku tak bisa menjadi cantik kan? ”

Donghae mengangguk. “ Nae, kau benar. Haha~ sepertinya kau harus mulai mencoba menjadi seorang gadis pada umumnya, Hyuk. Agar kau bisa cepat mendapatkan namjacingu ” candanya.

Senyum dibibir Eunhyuk melebur bersamaan dengan denyutan dihatinya yang mulai menjalar menyakiti ulu hatinya. apa yang baru saja didengarnya seolah sebuah sindiran untuk dirinya yang tak kunjung juga berpacaran. Ia sadar, mungkin tak banyak namja yang suka pada dirinya atau bahkan memang tak ada namja yang mau pada dirinya. Eunhyuk tersenyum miris memikirkannya.

“ Ngomong-ngomong apa kau sudah punya seseorang yang kau sukai? ”

Tubuh Eunhyuk menegang seketika mendengar pertanyaan Donghae. ‘Seseorang yang ia cintai?’

“ Enghh~ y-ya ”

Manik mutiara hitam itu membulat. “ Woaah~ jadi sudah ada. Nuguya? Kenapa kau tak bercerita padaku? ”

Eunhyuk menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Gugup tiba-tiba saja menyerangnya. Ia bingung mau menjawab apa. Haruskah ia jujur? Tidak tidak tidak!! Itu tak boleh terjadi. Jika Donghae tahu siapa orang yang disukainya maka  tamatlah riwayatnya. Donghae pasti akan menjauhinya dan yang paling parah adalah memutuskan persahabatan mereka yang sudah terjalin sejak mereka kecil.

“ K-kau tak perlu tahu ”

“ Heoh? Memangnya kenapa? Aku hanya ingin tahu seperti apa orang yang kau sukai itu ”

“ Yang pasti ia tampan. Dan lebih tampan darimu ” katanya mencoba menutupi kegugupannya.

Donghae mendecih pelan. “ Benarkah? Aku pikir aku adalah namja tertampan yang ada dimuka bumi ini ” narsisnya sambil tertawa.

‘Yah, kau memang namja paling tampan, Hae yang tak akan pernah bisa ku miliki ’ — inner Eunhyuk yang sudah menjerit.

Donghae sedikit berdehem guna memberhentika tawanya. Helaan nafas keluar dari bibir tipis Donghae. Ia menatap wajah manis Eunhyuk.

“ Hyukkie! Kau..apa suatu hari nanti jika kita sudah memiliki keluarga masing-masing, kau akan melupakanku? ”

“ Bodoh!! ”

“ Hei~ aku sedang bertanya, Nona ”

“ Yah aku tahu itu. Dan jawabannya adalah bodoh ”

Donghae menaikkan sebelah alisnya. “ Maksudmu? ”

Eunhyuk memukul kepala Donghae sedikit keras, dan tentu saja Donghae yang tak terima langsung saja membalas perlakuannya. Hingga akhirnya terjadilah aksi kejar-kejaran antara mereka berdua.

Hei, kalian lihat? Eunhyuk tampak begitu bahagia.

“ Hosh..hosh..sudah Hae. Aku sudah tak kuat ”

Nafas Eunhyuk terputus-putus akibat kejar-kejaran dengan Donghae. Donghae pun keadaannya juga tampak kelelahan. Mereka menjatuhkan tubuh mereka direrumputan dibawahnya. Terduduk sembari memandang kelangit bersama. Perlahan Eunhyuk menyenderkan kepalanya kepundak tegap milik Donghae.

Gadis kurus itu menutup matanya. Mencoba menyimpan memory manis ini. Sungguh, jika bisa ia ingin sekali selamanya seperti ini. Melihat bintang bersama dengan Donghae, bersandar dipundaknya, menikmati angin malam yang menyejukkan dan mengukir kisah cinta bersama. Demi Tuhan, jika ini adalah sebuah mimpi maka jangan biarkan dirinya terbangun.

Donghae pun kini menjatuhkan kepalanya diatas kepala kecil Eunhyuk. Sontak saja Eunhyuk membuka matanya dan merasakan jantungnya berdetak lebih cepat. Ia memandang keatas kewajah Donghae. Ia melihat Donghae yang juga tengah memandangnya sambil mengembangkan senyumnya. Wajah Eunhyuk kembali memerah saat ditatapi begitu dekat oleh Donghae. Entah sudah keberapa kalinya wajah manis itu memerah malam ini.

“ Kau mengantuk? ”

Suara itu… itu adalah suara Donghae yang begitu lembut yang selalu Donghae tujukan pada Ryeowook. Eunhyuk bersorak senang dalam hati. Eunhyuk menggelengkan kepalanya. ‘Bagaimana bisa aku mengantuk, jika sekarang…disisiku kau memperlakukan aku dengan manis’ — batinnya.

Donghae kembali memusatkan berhatiannya pada rembulan malam yang tampak memancarkan cahayanya indah. Matanya terlihat menerawang jauh. Entah apa yang sedang ada dalam pikirannya saat ini, karena Eunhyuk pun tak tahu.

“ Aku pernah berfikir, bahwa mungkin suatu saat nanti kita akan berpisah ”

“……..”

“ Menemukan seseorang yang kita cintai, menikahinya, lalu memiliki anak yang lucu-lucu, dan…itu terlihat menyenangkan sekali. Tapi…” Donghae menjeda kalimatnya, ia kini menoleh kesamping melihat Eunhyuk yang juga sedang melihatnya. “…ada sesuatu yang menghilang rasanya saat aku memikirkan hal itu ”

“ Apa? ”

“ Kau! ” menjawab dengan mantab sembari menyelami bola mata indah yang memantulkan dirinya. Entah karena selama ini Donghae tak pernah mencoba melihatnya atau memang karena tak mengetahuinya, kini dirinya sadar..bahwa Eunhyuk—sahabatnya benar-benar manis. Bola mata itu memancarkan sebuah ketulusan saat memandangnya.

Eunhyuk terenyuh akan ucapannya. Ingin sekali menangis saat ini juga. Beginikah? Beginikah rasanya saat seseorang yang kau cintai memperhatikanmu? Melihatmu dengan sungguh-sungguh, dan mengatakan sebuah ‘kata’ yang teramat menyenangkan hingga rasanya seperti berada di surga? Beginikah?

Tes..

Air mata itu mengalir tanpa tahu sebabnya. Karena yang ada sekarang hanyalah rasa bahagia dan hangat yang mengisi relung hatinya.

Donghae membulatkan matanya saat melihat setetes air mata itu meluncur dari pelupuk mata Eunyuk . “ Hykkie~ gwenchana? ” khawatirnya.

Eunhyuk menggeleng tegas.

“ Lalu..kenapa kau menangis? Apa aku mengucapkan sesuatu yang salah? ”

Diusapnya lelehan air mata itu dengan lembut. Donghae tak suka dan teramat benci jika harus melihat seorang gadis menangis. Bukan karena apa, hanya saja ia tak suka jika seorang gadis terluka.

“ Hikz..” isakan itu lolos begitu saja. Tak tahan. Eunhyuk benar-benar tak tahan jika harus seperti ini. Ia semakin mencintai namja disampingnya ini. Jika harus seperti ini, ia tak tahu apakah ia sanggup suatu hari nanti melepaskan Donghae bersama orang lain.

Ia ingin memiliki Donghae saat ini. Egoiskah? Egoiskan jika ia berharap begitu?

“ K-kau kenapa? ”

Eunhyuk menggigit bibirnya keras, meredam isakannya. Ini menyenangkan tapi juga meyedihkan.

“ Ya! Eunhyuk-ah! ”

“ Aku tidak apa-apa, Hae. Aku hanya merindukan saat-saat seperti ini. Kita sudah lama tak seperti ini. Dan lagi..janganlah berfikir tentang perpisahan diantara kita. Kau tahu? Kita tak akan berpisah ”

Grep.

Kali ini Eunhyuk memeluk erat Donghae. Menenggelamkan kepalanya didada bidang Donghae. Menumpahkan rasa cintanya, bahagia, terharu dan..ah masih banyak lagi.

Donghae tersenyum senang. Ia sadar, mungkin Eunhyuk benar bahwa mereka berdua sudah lama sekali tak melakukan hal ini. Saling bercerita, memeluk, dan membagi perasaan bersama. Baginya… Eunhyuk adalah sahabat terbaik. Oh..Lee Donghae!! Apa kau tak tahu, bahwa yeoja dipelukanmu adalah yeoja yang teramat mencintaimu?

“ Ne, Ne. Aku tak akan berbicara seperti itu lagi. Dan..hei!! sejak kapan seorang Eunhyuk menangis, eoh? ”

Eunhyuk melepaskan pelukannya dan memukul-mukul dada bidang Donghae. “ Kau jahat, Hae! Selalu saja meledekku jika aku menangis. Aku ini juga perempuan tahu ” sungutnya kesal. Uh-oh, sekarang sikap Eunhyuk berubah menjadi manja. Ck, mungkin hanya Donghae dan kedua orang tuanya saja yang dapat melihat seorang Eunhyuk berubah menjadi manja.

Kedua sahabat itu tersenyum bersama. Melewati malam yang menyenangkan yang entah sudah berapa lama tak mereka lakukan. “ Lalu, jika sudah dewasa nanti, kau ingin apa? ”

Donghae tampak berfikir sejenak sebelum menjawab. “ Aku? Hemm..mungkin aku akan menjadi seorang penari yang terkenal. Membuat Umma bahagia, lalu menikah dengan Ryeowook. setelah itu membangun keluarga kecil bersamanya. Memberikan cucu yang lucu-lucu untuk Umma ku. Setelah itu…menghabiskan waktu bersama dengan Ryeowook. haha~ ” ia menjawab dengan mata yang memandang lurus, lalu tertawa diakhir ucapannya. Donghae bahkan tak memperhatikan wajah Eunhyuk yang mendadak murung dan sedih.

Oh..GOD!! kau menghancurkan hatinya yang baru saja berbunga, Hae. Bisakah kau tak memikirkan atau membicarakan yeoja mungil itu saat bersama Eunhyuk? Apa kau benar-benar tak mengerti bahwa Eunhyuk begitu sedih ketika matamu berbinar bahagia saat membicarakannya? Kau Jahat Lee Donghae.

‘ Senangnya saat mendengarkanmu membicarakan tentang impian dan masa depamu. Tapi..dimasa depan apakah masih ada aku disisimu?’ hati Eunhyuk bermonolog pilu.

“ Kau? ”

“ Hngg? ”

“ Bagaimana dengan impianmu? Apa kau tak punya impian? ” tanyanya sambil bercanda.

‘ Impian ya? aku bahkan belum memikirkan tentang impianku. Karena aku terlalu sering memperhatikanmu’

“ Ya! kau mendengarkan aku tidak? ”

Eunhyuk terkekeh saat melihat Donghae yang mulai kesal karena ucapannya tak digubris sama sekali. “ Impian? Entahlah. Mungkin hanya akan mengikuti waktu yang berjalan. Membiarkan semuanya berjalan apa adanya ”

Menjawab santai sembari menidurkan tubuhnya direrumputan itu. Donghae mendengus mendengar jawaban Eunhyuk yang menurutnya terkesan pasrah pada apa yang akan terjadi kedepannya. Donghae mungkin dulu memiliki pemikiran yang sama dengan Eunhyuk—sahabatnya itu. Tapi…semua seolah berubah saat dirinya mulai mengenal yeoja mungil yang cerewet bernama Kim Ryeowook. yeoja itu selalu mengutarakan semua yang ada didalam otaknya tanpa beban. Ia bahkan berani bermimpi menjadi seorang Astronot dan akan tinggal bersama keluarganya di planet Mars. Hei, apa itu gila? Well.. itu adalah mimpi terkonyol yang pernah Donghae dengar. Haha~

Tapi meskipun begitu, Donghae tersenyum menanggapi mimpi gadisnya itu.

“ Hidup di dunia ini harus memiliki tujuan. Kau harus menjadwal hal-hal apa saja yang akan kau lakukan kedepannya. Jangan hanya diam dan menunggu keberuntungan ataupun keajaiban, karena itu tak akan terjadi. Kalau kau bermimpi, maka gantunglah mimpimu setinggi-tingginya, lalu cobalah kejar mimpi itu. Tidak peduli dengan apa yang orang lain katakan tentang kita dan mimpi kita, yang penting kita memiliki orang-orang yang kita sayangi yang mendukung kita. Jangan sedih jika orang lain menghina atau menyepelekan mimpi kita, karena kita akan membalas olokan mereka dengan menunjukkan keberhasilan kita. Oppa tahu? Banyak orang yang menganggap bahwa aku tak akan pernah bisa menjadi seorang Koki terkenal karena sifat ku yang manja ini. Tapi…aku tidak peduli dengan perkataan sampah mereka. Karena aku punya mimpi, punya orang-orang yang mencintaiku dan aku memiliki Tuhan yang hebat, maka aku akan terus berusaha ”

Donghae tersenyum saat kata-kata gadis itu terngiang dikepalanya. Senyum gadisnya saat mengungkapkan ucapan itu masih tergambar dengan jelas diingatannya. Bukankah gadisnya benar-benar manusia yang hebat? Ia bahkan mengucapkan hal itu dengan mudah, memberikan sebuah semangat baru dan mengubah jalan pikirannya untuk memulai membuat sebuah mimpinya.

Donghae ikut berbaring disamping Eunhyuk. Ikut kembali memandang langit diatas sana.

“ Seseorang mengucapkan padaku, bahwa hidup didunia ini harus memiliki mimpi. Jika kau memiliki mimpi, maka kau harus menggantungnya setinggi langit. Dan berusaha menjadikan mimpi itu sebuah kenyataan ”

Eunhyuk memikirkan ucapan Donghae itu matang-matang. Benarkah?

.

.

.

It doesn’t matter if other people underestimate our dreams. Because we will reward them with succes ^_^/

[[ Choi Ryeosomnia ]]

.

.

.

Ryeowook duduk termangu disalah satu tangga Asrama itu. Sepasang mata karamel indah itu sembab menatap nanar kedua tangannya yang saling remas diatas pangkuannya. Pagi yang indah, seharusnya ia lebih semangat dari hari kemarin. Tapi nyatanya? Gadis ini bahkan tampak begitu lesu dan kusut. Wajah manis yang selalu tampak semangat itu kini terlihat seperti jasad yang melangkah tanpa jiwanya.

Kosong!!

Tatapan mata itu terasa begitu kosong.

Gadis karamel itu menggigit bibirnya kuat. Tenggorokannya terasa begitu tercekat. Ia tidak menderita sakit disekitar tenggorokannya, namun ini bisa disebut karena gadis manis ini tengah menahan isakannya.

Rasa sakit akibat mengetahui segala kenyataan yang begitu jelas terlihat didepan matanya, menjadi seseorang yang berada ditengah-tengah dua orang sahabat, menghancurkan cinta seorang Sunbae-nya, menyakiti hati seorang namja tampan yang selalu baik padanya, dan tertekan dengan posisinya sekarang ini. Sungguh, ini terasa begitu nyata.

Dan ia merasa bahwa ini hanyalah sebuah kesalahan ‘sepele’ yang berawal dari dirinya sendiri.

Hn, ini adalah kesalahan ‘sepele’— dari dirinya karena ia begitu tak memperhatikan sekelilingnya. Egois. Yah, Ryeowook merasa dirinya egois. Bermain-main sendiri dengan dunianya tanpa melihat keadaan sekitarnya. Fokus pada dirinya sendiri dan mengabaikan segala kenyataan yang jelas-jelas begitu terlihat nyata didepan mata.

Kim Ryeowook Egois!!!!

Cairan bening itu kembali bergulir dari sudut matanya. Ia segera menghapus kasar air mata itu. Cengeng? Yah, Ryeowook memang orang yang cengeng. Semua orang tahu soal itu. Tapi..Hei, disaat-saat seperti ini rasanya memang begitu sulit untuk tidak menangis.

Ryeowook menarik nafas dalam-dalam. Mata karamel melihat berkeliling sekitarnya. Ia bisa melihat bahwa Asrama ini pun masih sangat sepi. Apa dirinya terlalu pagi untuk bangun? Uh-oh, tentu saja tidak. Karena jujur semalaman ia tak tidur. Ia mendengar dengan jelas saat Sungmin memasuki kamarnya dan juga mendengar sebuah kata yang Sungmin ucapkan. Dan…itu seperti semakin membuat Ryeowook merasa bersalah.

“ Wookie-ah ”

Sebuah suara memanggilnya dari belakang yang sudah dipastikan adalah penghuni Asrama di lantai dua, sama seperti dirinya.

“ Taemin, ohh..hai ”

Menyapa dengan senyum yang dibuat selebar mungkin agar Taemin tak curiga. Tsk~ kau pikir itu berhasil? Taemin bahkan adalah seorang sahabat yang baik untukmu. Ia tahu dimana saat kau berbohong atau pun sedih dan gembira.

Gadis bernama Taemin yang tampaknya sudah lengkap dengan pakaian seragamnya itu kini duduk disamping Sahabatnya. Mengamit jemari-jemari mungil milik Ryeowook lalu memberikan remasan lembut seolah memberitahukan pada Ryeowook bahwa ‘Aku disini’.

Tes!

Air mata itu mengalir kembali. Tak sanggup, ia benar-benar tak sanggup jika terus-terusan menyimpannya sendiri. Jika selama ini dirinya memiliki Yesung Oppa atau keluarganya untuk bercerita, maka lain halnya dengan sekarang ini yang dirinya sudah harus tinggal di Asrama ini.

Taemin mengelus pelan punggung mungil yang bergetar hebat itu. Taemin tahu bahwa yeoja disampingnya ini benar-benar membutuhkan sandaran saat ini. Ia sedikit merasa bersalah karena akhir-akhir ini ia jarang sekali menghabiskan waktu bersama Ryeowook. “ Gwenchana? ”

“ Apa aku begitu egois? ” kembali bertanya pada Taemin.

Taemin menggeleng cepat. “ Kau orang paling pengertian dan paling megerti keadaan orang lain menurutku ” memberikan jawaban dengan senyum tulus dibibirnya.

Ryeowook tersenyum kecut. “ Benarkah? ”

“ Sebenarnya ada apa? Kau bisa bercerita padaku. Jangan berbelit-belit. Aku ini sahabatmu, Ryeowook-ah! ”

Ryeowook mengambur kepelukan Taemin. Ia menggeleng dalam pelukan itu. Dengan sebuah gelengan kepala, Taemin sudah tahu betul bahwa Ryeowook mungkin masih belum siap untuk menceritakan semuanya saat ini. Taemin bukan orang egois yang akan memaksa sahabatnya untuk bercerita disaat keadaan tak baik seperti ini. Ia lebih suka memeluk sahabatnya yang sedang bersedih. Ia percaya, bahwa persahabatan itu tak hanya ditujukan dengan ungkapan atau barang pemberian, melainkan persahabatan itu juga keheningan. Yah~ keheningan yang saling diam akan tetapi mengisi satu sama lain.

“ Kali ini menangislah sepuasmu jika itu mengurangi bebanmu. Tapi..aku mohon, setelah ini kau harus tersenyum lagi. Kau harus bangkit. Jika kau bersedih hari ini maka telan saja kenyataan itu, lalu…mari kita buat kenyataan dan hari selanjutnya menjadi lebih indah ”

Ryeowook menyunggingkan senyumnya ketika mendengarkan sebuah semangat baru dari Taemin. Rasa sakit itu berangsur-angsur pulih hanya dengan mendengar orang lain yang memberikan semangat padanya. “ Gomawo ”

.

.

.

Satu semangat dari seorang sahabat itu jauh lebih berharga dibandingkan dengan beribu ucapan ‘aku ikut bersedih mendengar ceritamu’ dari orang lain^^~

[[ Choi Ryeosomnia ]]

.

.

.

“ Biasanya orang-orang akan melamun ketika harapan mereka terlalu berlebihan. Itu melelahkan ketika dirimu terus-terusan berusaha. Jangan dipaksakan. Lebih baik lakukan saja apa yang bisa kau capai ”

Ryeowook melirik malas pada Kyuhyun yang sedari tadi sibuk mengkritik segala hal yang telah ia lakukan.

“ Hari ini kau banyak melamun, ada apa? ” meskipun dirinya bertanya pada Ryeowook, tapi tatapan matanya itu masih saja terfokus pada benda segi empat ditangannya. Well, jam pelajaran sedang berlangsung, tapi kedua orang yang duduk dalam satu bangku yang sama ini sepertinya sibuk dengan dunia mereka masing-masing.

“ Tidak ada ”

“ Benarkah? Tapi..sedari tadi aku perhatikan kau sudah 27 kali menghela nafas. Apa kau tak lelah? ”

Mata bulat Ryeowook menyipit tak suka. “ Kau! Kenapa kau begitu suka memperhatikan aku sih? ”

“ Well, bukannya aku memperhatikanmu. Hanya saja, kau kan duduk disamping ku jadi wajar jika aku mengetahuinya. Gadis bodoh ” ejeknya.

Ryeowook kembali diam tak menggubris omongan Kyuhyun. meskipun ia sudah tahu hal tentang ‘Kyuhyun yang menyukainya’ tapi bukan berarti ia harus menghindari Kyuhyun kan? toh, ia juga tak ingin kehilangan Kyuhyun sahabatnya itu.

Kyuhyun melirik sekilas dengan ekor matanya memperhatikan perubahan wajah yeoja mungil itu yang mendadak menjadi murung dan lesu. ‘ada apa dengannya?’

“ Kyu~ tentang seseorang yang kau sukai itu..emhh~ apa kau tak berniat melupakan gadis itu dan mencari gadis lain saja? ”

Deg!

Jantung Kyuhyun berpacu cepat. Apa? Melupakan gadis yang ia cintai dan mencari yeoja lain? Haha..betapa bodohnya ucapan mu itu Ryeowook-ah. Kyuhyun bahkan selalu berusaha melakukan hal yang baru saja kau katakan. Tapi..apa kau tahu apa yang Kyuhyun dapat?

Benar! Ia selalu tak bisa dan tetap gagal dalam mengganti posisi gadis itu dihatinya. “ Tidak. Aku tidak bisa menggantikannya dengan yang lain. Dia…orang yang mengajarkanku kegembiraan saat Dunia membuatku lelah. Bagiku..dia seperti jantungku ”

Ryeowook menoleh cepat dengan mata yang sudah berair. Ia memandang Kyuhyun yang tengah menunduk. Segera saja ia hapus lelehan air mata yang tadi sempat jatuh dipipi mulusnya itu.

“ Kenapa? ”

“….”

“ Kenapa kau begitu keras kepala, Kyu! ”

“ Aku juga tidak tahu, Wookie-ah. Aku juga tak ingin seperti ini, tapi ini semua tidak berjalan dengan baik, aku sudah berusaha melupakannya, tapi ternyata aku benar-benar menyukainya ”

“….”

Bibir Ryeowook terkatup rapat. Ia kehilangan kata-kata mendengar penuturan Kyuhyun. ‘Apa kau sebegitu mencintaiku, Kyu? Mianhae~’

“ Mencintainya memang begitu sulit dan sangat menyakitkan, tapi…aku memang tak punya pilihan lain selain membiarkan dia tetap berada dihatiku ” katanya lirih menyembunyikan tangis.

“ Kalau kau tahu itu menyakitkan, maka jangan lakukan itu lagi. Jangan mencintainya. Jika kau masih mencintainya kau akan terluka. Aku..aku tak ingin kau terluka lebih dalam lagi ”

Ryeowook menjatuhkan kepalanya dimeja. Menumpukan tangannya untuk dijadikan penutup wajahnya. Ia sungguh malu saat ini. Yah, malu pada Kyuhyun yang begitu keras kepala mencintainya. Beruntung Seonsaengnim di depan sana sedang sibuk mengutak-ngatik laptop miliknya.

Kyuhyun memandang sayu pada Ryeowook yang sudah membenamkan wajahnya diantara kedua tangan dan lengannya. ‘Jangan bersikap seolah-olah kau memperhatikanku, Wookie. Itu…akan membuatku semakin menyukaimu.’

.

.

.

Bersama dengan seseorang yang mengetahui tentang kesedihanmu dan siapa dirimu yang sesungguhnya, benar-benar sangat membuatmu merasa nyaman.

Aku nyaman bersama dirimu, Ryeowook-ah~

.

.

.

 

Jam istirahat itu berbunyi. Ryeowook—yeoja itu langsung meninggalkan kelas tanpa memperhatikan Kyuhyun, Taemin dan Henry yang memperhatikannya aneh. Yeoja itu terus saja berjalan. Ini bahkan  pertama kalinya ia melakukan ketika ia berjalan tanpa tersenyum, biasanya ia akan menyapa setiap siswa yang dilaluinya. Oh~ mungkin efek permasalahan yang ia sanggah mempengaruhi semuanya.

Gadis itu selalu melarikan diri ke halaman belakang sekolah jika sedang tak ingin diganggu. Entah sudah berapa kali ia menghela nafas berat, tapi yang pasti hal ini sudah menjadi kebiasaan barunya saat ini. Ponselnya bergetar menandakan ada sebuah email yang masuk.

Ryeowook merogoh saku seragamnya dan melihat siapa gerangan yang telah mengiriminya email.

From : Prince Fishy

Kau dimana, Chagiya?

Oppa menunggumu di kantin. Datanglah~

Ryeowook tak berniat sama sekali untuk membalas pesan itu. Ia bahkan menekan tombol ponselnya untuk menon-aktifkan ponsel itu. Setelahnya ia memasukkan kembali ponselnya kedalam saku seragamnya. “ Oppa, mianhae~ ” ucapnya pelan.

.

.

.

Apa yang kau lakukan? Kau menjauhinya? Ini salah!! Dasar gadis bodoh!!!

.

.

.

Namja berjuluk Prince Charming disekolahnya itu kini sedang memandang jam tangan yang bertengger dipergelangan tangan kirinya dengan gelisah. Pasalnya sebentar lagi jam istirahat akan berakhir dan lagi ia belum tahu ‘apakah yeojanya itu sudah makan’?.

Jika dirinya yang belum makan, mungkin itu tak akan jadi masalah besar. Tapi Ryeowook? hei, ayolaah..gadis manja itu memiliki Maag, hal itu akan buruk jika penyakit Maag nya kambuh.

“ Apa aku harus menyusulnya saja? ” tanyanya pada dirinya sendiri.

Pletak~

“ Aww~ ”

Donghae mengaduh kesakitan saat seseorang menggeplak kepalanya. “ Hyung! Kenapa kau memukulku? ”

Seseorang yang dipanggil Hyung itu hanya mengangkat sebelah alisnya lucu. “ Jangan membentakku. Seharusnya kau berterimakasih padaku, karena aku menyelamatkan citra-mu sebagai seorang Cassanova di sekolah ini ”

“ Apa maksudmu? ” desis Donghae tajam.

“ Kau berbicara sendiri. Jika murid-murid yang lain tahu mungin kau akan segera pensiun menjadi namja yang dieluh-eluhkan disekolah istimewa ini ”

Donghae berdecak kesal mendengar penuturan Zhoumi itu.

“ Dimana, Ryeo—”

“ Tidak ada ”

Donghae memotong cepat ucapan Zhoumi yang sudah pasti menanyakan gadisnya.

“ Dan aku tidak tahu dia dimana. Dia mematikan ponselnya ”

Seolah tahu apa yang akan ditanyakan oleh Zhoumi, ia lebih dulu memberikan jawabannya. Ia sudah teramat geram dengan tingkah seenaknya yeoja itu, dan jangan sampai pertanyaan Zhoumi menjadi boomerang besar hari ini bagi dirinya.

.

.

“ Apa kau melihat, Ryeowook? ”

“ Ani. Dia sepertinya sudah pulang ”

Nafas berat itu kembali meluncur dari bibir tipis Donghae. Ia mengacak rambutnya frustasi. ‘Arrgghh~ sebenarnya ada apa lagi sih, kenapa kau seperti menghindariku, Kim Ryeowook’ — jeritnya frustasi dalam hati.

Donghae sudah berlari jauh-jauh dari sekolah menuju Asrama, tapi yang ia dapatkan adalah bahwa ‘Ryeowook belum kembali ke Asrama’. Donghae semakin mencak-mencak saja saat ini. Ryeowook belum pulang ke Asramanya? Itu berarti kemungkinan besar gadisnya saat ini tengah keluar. Tapi…dengan siapa?

Taemin? Yeoja itu bahkan sudah berada diruang club dance. Kyuhyun? tidak tidak tidak!! Namja Evil sepertinya sudah pulang tadi menaiki motornya sendirian. Siwon? Dia bahkan sibuk membaca sebuah buku—yang entah ia tak tahu apa buku itu—di perpustakaan.

Kepala Donghae berpikir keras memikirkan yeojanya. Ah, ia bisa benar-benar gila jika terus-terusan seperti ini. Ck, gadis Trouble Maker, eoh???

“ Sepertinya gadis manjamu itu harus diberi pelajaran agar ia tak seenaknya saja keluar masuk di club Dance ini. Dia pikir dia sudah hebat melakukan gerakan Dance? ”

“ Hyukkie, diamlah!! ” suara Donghae sedikit meninggi.

Eunhyuk diam. “ Oke oke, aku akan diam. Tapi kau juga harus cepat melakukan latihan untuk persiapan 4 hari lagi ”

“ Ck, aku tahu ”

Dengan perasaan yang masih sangat campur aduk, Donghae akhirnya lebih memilih masuk ruangan Dance nya dan bergabung dengan anggota lainnya.

.

.

.

Berbeda dengan Donghae yang sibuk dengan latihan Dance dan pikirannya yang kacau balau. yeoja—Kim Ryeowook justru sedang asyik diam duduk disebuah ayunan ditaman kota sembari menatap langit sore yang sudah hampir gelap dengan memakan cokelat batangan ditangannya. Bibir imutnya memakan cokelat itu dengan belepotan. Ia benar-benar terlihat seperti anak kecil jika saja ia tak memakai seragam sekolah menengah atas. Kakinya sesekali memberikan dorongan pada ayunannya agar mengayun sedikit keras.

“ Umh~ sedikit baik ketika memakan cokelat ini ” katanya pelan.

Ia berdiri dari ayunan itu dan melangkahkan kaki mungilnya menuju sebuah mesin penjual minuman dingin yang tak jauh dari tempatnya tadi. Tenggorokannya seperti kering setelah memakan cokelat batangan tadi.

Ryeowook memandangi mesin penjual minuman itu dengan intens. Tak melakukan apapun. Ia hanya melihatnya saja, entah apa yang telah Ryeowook lakukan. Matanya memandang kosong kedalam isi mesin yang sudah berisi berbagai minuman kaleng dingin tersebut.

Hah~ kembali menghela nafas bosan. Banyak sekali hal yang telah terjadi dalam dua hari ini. Hal-hal yang mengejutkan serta tak mengenakkan terus saja bermunculan dan membuat dadanya begitu sesak. Ryeowook merasa Tuhan sedang mengajaknya bermain-main saat ini.

“ Jadi ini kegiatanmu setelah mengabaikan latihan Dance mu, eoh? ”

Deg!!

Jantung Ryeowook berdetak cepat. Suara ini….suara lembut ini adalah suara milik..

Ryeowook membalikkan badannya kaku. Mata karamel itu melebar sempurna saat melihat sosok Lee Donghae yang sudah seharian ini Ia acuhkan telah berdiri didepannya dengan kedua tangan yang tersembunyi didalam kantung celana seragamnya.

Ryeowook kembali membalikkan tubuhnya menghadap mesin penjual minuman didepannya. “ Sebentar, aku akan mengambil minuman terlebih dahulu. Harap antri ”

Bodoh! Kim Ryeowook, bodoh!

Kalimat macam apa itu? Bisa-bisanya ia mengucapkan kalimat seolah-olah ia tak mengenal Donghae, seolah-olah dirinya dan Donghae hanyalah orang yang secara tak sengaja bertemu karena kegiatan Ryeowook yang melamun di depan mesin penjual minuman yang menghalangi jalan Donghae. Apa-apaan ini, Ryeowook-ah??

Jari telunjuk Ryeowook menekan sebuah tombol untuk menghasilkan sebuah kotak jus jeruk yang dingin yang telah ia pilih, dan tentu saja setelah ia memasukkan uang koin di dalamnya.

Ryeowook sedikit membungkuk untuk mengambil minuman yang telah ia pilih. Lalu dirinya menggeser tubuhnya kesamping seolah memberi jalan pada Donghae untuk mengambil minuman.

Donghae memandang nyalang Ryeowook yang bertingkah aneh. Ck, sikap bodoh apa lagi yang telah gadisnya lakukan, huh?

Ryeowook mengalihkan pandangannya agar tak bersibobrok dengan manik mutiara hitam milik Donghae yang tampak mengintimidasinya. Tangannya segera menancapkan sedotan ditempat yang sudah disiapkan dikotak jus jeruk itu, saat ia hampir saja menempelkan bibirnya pada sedotan itu guna untuk menyedot jus jeruknya, tiba-tiba saja Donghae merebut minuman itu.

Sreet~

Ryeowook langsung saja menoleh pada Donghae.

“ Sore ini sangat dingin. Jangan meminum minuman yang dingin seperti ini, kau bisa sakit ”

Donghae membuang kotak jus jeruk itu. Membuat mata Ryeowook membelalak tak percaya. “ Oppa~ kenapa dibuang? Aku sedang haus ” protesnya.

“ Ada apa denganmu? ”

Tak menjawab protes Ryeowook, Donghae justru bertanya to the point pada gadis mungil itu.

“ Kau sengaja mengacuhkan, Oppa! Kali ini kesalahan apa lagi yang telah Oppa lakuka, sampai kau mengacuhkan Oppa lagi, hmm? ”

Suara lembut Donghae yang menembus gendang telinga Ryeowook membuatnya benar-benar merasa bersalah. Donghae Oppanya tak melakukan kesalahan apa-apa.

“ Perhatikan orang yang sedang berbicara padamu, Baby~ ”

Dengan rasa menyesal, bersalah dan takut akhirnya Ryeowook mengangkat kepalanya memandang Donghae yang sedang menatapnya lembut.

“ Ada apa, hmm? Katakanlah jika Oppa punya salah padamu ”

Suara falsetto yang selalu membuat seluruh gadis meleleh mendengarnya pun tak kuasa membuat Ryeowook untuk tak menghambur memeluknya. Ia memeluk erat Donghae. Sangat erat, seakan dirinya tak mau kehilangan Donghae.

Donghae mengkerutkan keningnya melihat perubahan sikap yang sangat aneh pada yeoja mungilnya itu. Tapi..ia tak memikirkan hal itu, sekarang ia lebih fokus untuk balik memeluk gadisnya. Tangannya mengangkat keatas mengelus lembut surai kecoklatan milik Ryeowook. mencium pucuk kepala itu berkali-kali. Dan mencium kening gadisnya lembut.

.

.

.

.

.

TBC ^^

22 komentar di “(GS/Chapter) Nothing’s Over Than You~ 11

  1. kenapa tiap hyuk sedih selalu ada siwon yg nemenin ya?? apa mereka jodoh??
    dengan ketidakrelaan unni.. biarlah.. daripada hyuk terus2an cinta ma hae.. ga tega juga liatnya..

    hoooh.. klw minta maapnya di kasih boneka segede itu,aku juga mw babywook.. tp boneka jerapah aja biar berasa itu wook-ah..

    wook kepo’an sih.. seenaknya aja baca diary org..
    jd boomerang sendiri kan.. chupchup baby.. ada aku bersamamu..
    wook lagi sedih masih sempat2nya pura2 ga kenal ma hae.. bikin ketawa aja..

  2. wookie bkin hae cemas aja…aq mw jga donk boneka dri wook….. ap nnti end.a ad sihyuk april??
    ksian ea liat kyu.. knp gk d ungkpin aj scpat.a kyu dri pda sdih gt…. kyu sma aq aj lge…

  3. wook…ming dibeliin boneka kelinci, aku juga mau dibeliin boneka doraemon wook*,* hihihi
    ini curiga unn klo endingnya siwon sama hyuk wkwkwkwwkw
    wook nakal baca diary orang-__- untung ming gatau, klo tau gatau nasibmu gimana nak-_-wkwkwk

  4. Wook nakalll bacaa buku diary org .
    Jd ketauan kan umin ngebett samaa si kyuu ..
    Mulaii deh tuh perasaannya labilll mikirin perasaan org laiinn jadinyaa ..
    Ckckcckckkckc
    Dasaar bocahhhhhhhh

  5. Akhirnya ad moment yewooknya. Hihihi.
    Astaga, knyataan pa lgi yg wook hrus trima. Kmarin enhyuk, skrg sungmin. Ksihan wookie, psti sngat tersiksa yaa. Aigoo~ makin runyem in konflik. =.=
    Siwon sma hyuk ajlah, udh klop bnget tuhh. Kkk~ moment eunhae nya maniss. Aku suka, tp lbih suka moment haewook sih. Kkk~ ^^

  6. aigoo kasian wook banyak pikiran … udh mslh haehyuk+henry belum kelar …ditmbh kyumin untung aj kepala wook gkk meledak mkirin.a kkkk~

    ughh haehyuk moment ..pasti bkin hyuk seneng bgt tuhhh… ccieee~

    huh wook kau itu udh membuat hae kalang kabut mencarimu …kau malah bersikap sperti itu…

  7. Heuuummm..seperti da calon pasangan baru hihihi…siwon perhatian bgt sm eunhyuk 😉
    Hufft br saja wookie baikan sm donghae skrg hati wookie kembali gelisah..saat tw mslh kyumin.. 😦

  8. uuh,,entah knp ikut sesak dan sedih seperti gds mungil itu,,beban di hatiny pasti bgtu bsar,,mengingat dia gds yg sprti malaikat

    saengiii,,kau pintar skli mmlh kata dn alurny bgtu rapi,,,ckckk

  9. uuuhhh wookie aku mau juga dong d.kasiih boneka nyaaa hihihi,, makanya jgn baca diary org sembarangan jadi kacau kan pikirannya , belum masalah hyukie selesai udh nambah masalah kyumin, haduuh kasiian wookie galauu deh wkwkwk, juga donghae jd d.cuekin wookie tanpa tau apa sebabnya,, pura* gg kenal lagi sama hae wookie wookie ada ada saja kauuu.. uuh jd pengen nyubiit pipinya wookie deehh… 😀

  10. wookie itu sempurna,,, hihi,,
    smua namja tampan terpikat,, mulai dari yeppa, kyu, siwon n donghae,,
    pst byk yg cmburu n ga seneng ma wookie,,
    hmmm,, beban wookie tmbh brat ja,, tamh mungil dah ntar,, hihi,,
    sbr ne wookie,, ttp setia ja ma hae pa,, Hwaiting!!!!!

  11. wook knp bca diary org smbrngan? kn jdi sdih lge..kyu bkin aq sdih liatnya..nnti lau wookie kthuan lgi ma minnie..kna mrh lgi

  12. kyaaaaaa scene terakhir’a bikin meleleh 😀 ! kkk
    ugghh kesian baby wook
    hmmmzzz tetep semangat ne baby,
    jangan goyah .. perjuangkan kebahagiaanmu,
    aku selalu ada dibelakangmu #apasihgue -_-

  13. eunhyuk nya jangan terlalu berharap lagi lah sama donghae , itu justru semakin ngebuat kamu lebih menderita lagi sama cinta terpendamnya , hah~ jujur ajah sebener nya engga tega juga liat enhyuk nya

    Ryeowook-ah berhentilah berfikir kalau kau itu egois
    Masalah haehyuk dsini ajah blum selese kenapa harus nambah lagi sama masalah kyumin
    #pukpukWookie

    Yah ryeowookie aigoo apa kau tidak tau donghae nya frustasi gara” mencari mu
    Ckckckk
    apa itu pura” tdak mngenal namjachingumu sendiri eoh ,, dasar -,-

  14. annyeng aku read baru , mian baru comment sekarang , salam kenal ne <<
    wook knp bca diary org smbrngan sih , sudah dapat kenyataan hyuk suka ma hae nah sekarang malah dapat surpraise lagi kalo min suka ma kyu dan juga tentang perasaaan kyu ,,
    kasian wook mikirin semuanya

  15. ouh..kim ryeowook kau lancang mmbca diary org.
    dah tkt”ming mergokin wook lg sentuh brg y lg. boneka ja mrh y amp sgtu y pa lg diary, untung ga ketauan.
    dan stlh mlihat isi y .jd boomerang sndri kn.
    pst sgt ssh brada dposisi wook sat ni. wook beban pkiran mu bgtu berat nak..^^
    d saat sprtictu wook sgt btuh dkungan mu taemin_ah.kkk

    kangen liat sft manja n ceria y wook.
    scan trakhir y lucu. wook -wook lg sdh ko msh smpt”y sok ga knal hae. haha..
    neeeext..

  16. huhuhu kasihan banget wookie. 😥
    tuh kan kadang kepo itu malah jadi boomerang yg menyakitkan.
    apa yg ntar wookie lakukan? nyomblangin kyumin kah? hohoho sepertinya itu akan terjadi wookie kan orang nya baik. bahkan ia disebut bodoh karena kebaikannya. XD
    sihyuk. hmm bersatu ajalah toh bahagianl kan kalau lagi berduaan? 😀
    daebakk april, feelnya dapat banget apalagi pas saat2 adegan sedih, saya juga dibuat nangis. 😥
    keep writing ^^

Tinggalkan Balasan ke ghe_lee Batalkan balasan